Punya kulit super kering itu ngeselin banget. Saking keringnya, Bapak bilang kalau betisku punya garis-garis berpola semacam sisik ular. Kalau aku sih, merasa lebih pas kalau disamakan dengan pola tanah kering di sawah. Karena itu Bapak pernah berpesan, “Kalau habis makan gorengan, minyaknya digosok ke kaki. Biar nggak kering.” Sebuah ajakan jorok yang membuatku sadar seberapa kering dan memperihatinkannya kulitku.


Body lotion memang membantu, tapi tak banyak. Karena ia cuma memberi efek di permukaan. Dalam hitungan jam kaki sudah kembali ke keadaan semula: kering kerontang dengan sedikit efek glossy. Akhirnya lebih mudah bagiku untuk menyembunyikan kaki dalam celana atau rok panjang.

Sampai pada satu titik aku sadar. Membungkus kulitku di balik kain takkan menyelesaikan masalah. Aku memutuskan berinvestasi pada satu body butter yang mengklaim bahan-bahannya alami dan didapatkan lewat fair trade. Harganya rada pricey. Tapi karena efek melembabkannya cukup ampuh dan wanginya lembut banget, aku bertahan 1,5 tahun memakainya.

Singkat cerita, aku bokek banget dan tak mampu lagi membeli body butter kesukaanku. Selama 2 bulan, aku kembali menyembunyikan kulitku di balik celana panjang. Mau pakai kulot, was-was banget rasanya. Sampai seorang teman merekomendasikan body butter keluaran Evete Naturals.

Klaim & Kemasan

“Our creamy and luxurious body butter is made from superb natural butters known for their moisturising properties, shea butter and cocoa butter. Blended with our gorgeous oils, this will deeply moisturize your skin yet absorbs quickly, leaving your skin smooth soft and supple. Hydrating even for the driest skin.
NO Mineral Oil, NO Artificial Colorant, NO Parabens”

Body butter ini hadir dalam kemasan jar kecil berisi 50 gram seharga IDR 80.000. Ketika sampai di tangan, sebetulnya ada segel plastiknya. Mungkin untuk memastikan isinya tetap bersih dan nggak kecolek-colek. Tapi sayangnya, nggak kefoto karena keburu penasaran sama isinya. Hehe.

Bahan

evete naturals body butter ingredients

Butyrespermum parkii (unrefined shea) • Cocos nucifera (virgin coconut) oil • Theobromma cacao (cocoa) butter • Cera alba (beeswax) • Zea mays (corn) starch • Prunus amygaldus dulcis (sweet almond) oil • Prunus armeniaca (apricot) kernel oil •Camellia sinensis (green tea) oil • Tocopherol (vitamin E)

Kesan Pertama

Dikit banget! Awalnya, bener-bener nggak nyangka kalau 50 gram body butter bakal sesedikit dan seenteng ini. Terus untuk wanginya, agak meleset dari harapan. Menurutku wanginya masih kurang calming, masih agak menusuk di hidung. Yah, barangkali karena belum bisa move on dari body butter yang lama.

Kesan Setelah Pemakaian

Ternyata, aku sukak banget sama body butter-nya Evete!

evete body butter texture
Tekstur body butter mencair ketika terkena suhu tubuh.

Body butter dari Evete Naturals ini punya tekstur yang super-duper ringan. Nggak perlu colek banyak-banyak untuk dibalur ke kulit. Jadi, 50 gram tidak sesedikit itu kok saudara-saudara!

evete natural body butter texture

Untuk pemakaian, cukup colek seperlunya, totolin ke kulit, lalu pijat sampai merata. Awal pengaplikasian, kulit akan terasa sedikit berminyak – mengkilap tapi tetap enteng kok. Berbeda rasanya ketika pakai body lotion atau body butter lain yang kerasa betul ada lapisan aneh di kulitmu. Katanya sih, lapisan aneh itu bisa ada karena kandungan mineral oil pada satu produk. 

Balik lagi ke Evete Body Butter. Ketika sudah menyerap, kulit akan terlihat lembab alami. Ketika kucoba menggaruk kulit setelah aplikasi, tidak muncul garis kering yang biasanya ada ketika cuma pakai body lotion. Lagi, body butter ini ga akan luntur walaupun diguyur air. Tapi bakal tetap hilang kalau dicuci pakai sabun ya. Ya iyalah, minyak 😐

Setelah lebih dari sebulan pakai, aku mengamati kalau body butter ini membantu banget untuk melembabkan kulit. Apalagi setelah mandi, biasanya bagian punggung kakiku suka merah. Begitu pakai ini, warna kulit jadi normal lagi. Oh ya…sisik ularku juga ikut hilang!

Nah, soal wangi akhirnya aku bisa berkompromi. Wanginya ternyata cukup segar kok. Setelah beberapa lama, wanginya juga menjadi semakin lembut.

(+) Harganya relatif murah, IDR 80.000, untuk lebih dari 2 bulan pemakaian.
(+) Efek melembabkannya lama. Nggak akan hilang walaupun dibasuh air.
(+) Merek lokal dan bahannya alami.

(-) Bisa berubah tekstur kalau disimpan di suhu udara tinggi. Tidak bisa kembali ke tekstur semula.

Setelah menemukan body butter Evete Naturals, kusudahi pencarianku pada produk pelembab kulit. Sungguh, produk ini worth buanget untuk kulit kering macam kulit saya ini. Ke depan, pengin coba-coba varian lain ah. Relaxing Lavender, mungkin?

Buat kamu yang pernah coba produk Evete Naturals, ada rekomendasi produk lain yang patut kucoba?

You may also like

4 Comments

  1. Evete ini banyak yang bilang bagus ya, smepat booming 1-2 tahun yang lalu kan ya? Tapi sayang sampai sekarang belum berhasil icip-icip produknya satupun hahahaa

    1. Iya, Mbak Winda. Aku juga tahunya belom lama dan baru sempat coba. Denger-denger Evete juga bakal ngeluarin masker bulan ini…

  2. kapan-kapan pengen nyobain juga:)

    1. Iya, Mbak Diah. Coba dicoba~
      Kalau saya jadi malas coba-coba merek lain setelah pakai Evete ini.

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in beau