Categories
beau LIVING

3 Rekomendasi Pasta Gigi Ramah Lingkungan

Tahukah kamu kalau tak semua pasta gigi aman untuk lingkungan? Bukannya sekedar tidak aman, beberapa pasta gigi juga berbahaya bagi lingkungan dan biota air. Di sini, kamu bisa temukan beberapa rekomendasi pasta gigi yang baik untuk lingkungan.

Sikat gigi ─ sebuah ritual dua kali sehari yang tak boleh dilewatkan. Ritual inilah yang menjaga nafas tetap segar dan gigi cemerlang. Namun, tahukah kamu kalau tak semua pasta gigi aman untuk lingkungan?

Yup. You read it right. Bukan sekedar tidak aman, beberapa pasta gigi juga berbahaya bagi lingkungan dan biota air.

Di artikel ini, kamu bisa menemukan beberapa rekomendasi pasta gigi yang ramah lingkungan. Akan tetapi, sebelum sampai ke sana, kamu perlu tahu kenapa penting untuk beralih ke varian pasta gigi ramah lingkungan.

Mengapa Pakai Pasta Gigi Ramah Lingkungan?

Pasta gigi ramah lingkungan adalah alternatif terbaik untuk menyelamatkan lingkungan. Varian pasta gigi ini mengandung bahan-bahan alami yang mudah diurai. Karena komposisi inilah, pasta gigi takkan mencemari air dan melukai biota air.

Penjelasan di atas otomatis mengungkap apa yang salah dalam pasta gigi pada umumnya.

Pasta gigi mengandung bahan-bahan yang memastikan mulut kita bersih dan nafas segar. Tapi, apa yang bisa tubuh kita toleransi ─ belum tentu juga bisa ditoleransi lingkungan dan makhluk hidup lainnya.

Beberapa pasta gigi mengandung triclosan. Triclosan merupakan pestisida atau antibiotik yang digunakan untuk menghilangkan bakteri dan jamur. Masalahnya, bahan ini bisa merusak ekosistem dan hormon biota air.

Paraben yang terkenal sebagai bahan pengawet, juga dapat mempengaruhi perubahan hormon pada hewan.

Ada juga Sodium pyrophosphate, senyawa yang menghilangkan mineral yang memicu air liur seusai makan. Senyawa ini digunakan untuk mengurangi karang gigi pada manusia. Akan tetapi, senyawa ini juga mengandung fosfor yang memicu perkembangan tanaman alga. Tanaman ini bisa mengurangi kandungan oksigen dalam air dan membunuh makhluk hidup di dalamnya.

Fluoride juga ternyata bermasalah bagi lingkungan. Bahan yang membantu mencegah gigi keropos ini ternyata bisa menjadi berbahaya dalam jumlah besar. Pencemaran fluoride di tanah dan di air sama-sama mempengaruhi makhluk hidup yang tinggal di sana.

Tanaman dilaporkan layu dan mati karena terekspos bahan ini. Hewan seperti ayam, sapi, dan kambing juga terdampak oleh eksposur fluoride. Beberapa efek di antaranya lemas, sendi kaku, gigi dan tulang abnormal, dan produksi susu yang menurun.

Jangan lupakan juga microbead atau microplastics! Titik-titik berkilau dalam pasta gigi ini ternyata tak bisa diurai oleh alam. Ia ikut luruh bersama jalannya air hingga akhirnya terkumpul di lautan. Tak sengaja microplastics ini dimakan ikan dan kita pun ikut memakannya.

Itu tadi hanyalah sekilas dari bahan-bahan berbahaya yang terkandung dalam pasta gigi. Sebuah riset dari 36 merek pasta gigi menunjukkan 19 bahan berdampak jangka panjang bagi lingkungan. Delapan di antaranya dinyatakan beracun untuk biota air. Satu bahan dinyatakan beracun dan enam lainnya berbahaya. Baca apa saja bahan-bahan yang dimaksud di sini.

Setelah tahu betapa berbahaya pasta gigi konvensional itu, saatnya kita membahas apa saja pilihan pasta gigi yang aman untuk lingkungan.

Rekomendasi Pasta Gigi Ramah Lingkungan

Di bawah ini, kamu akan menemukan ulasan dari beberapa pasta gigi eco-friendly yang pernah kujajal. Jadi, ini semacam review jujur begitu ya.

Tapi kan, membandingkan satu produk dengan yang lain itu agak sulit ya. Ini karena setiap produk punya peruntukkan masing-masing. Maka, supaya lebih fair, kita akan pakai beberapa indikator yang sempat dijelaskan di artikel 15 Istilah Gaya Hidup Ramah Lingkungan yang Perlu Kamu Tahu.

Untuk artikel ini, kita akan ambil beberapa indikator penting seperti:

  • Cruelty-free
  • Vegan
  • Palm oil free
  • Fluoride-free
  • Kemasan ramah lingkungan

Selain menilai produk dari kelima indikator di atas, kita juga akan membuktikan seberapa efektif produk pasta gigi dengan klaim yang dijanjikan. Yak! Sekarang kita langsung saja review satu-satu pasta giginya ya~

1. Desert Essence ─ Natural Tea Tree Oil Whitening Plus in Cool Mint

Ingredients: Calcium Carbonate, Glycerin, Water (Aqua), Gaultheria Procumbens (Wintergreen) Leaf Oil, Melaleuca Alternifolia (Tea Tree) Leaf Distillate, Carrageenan, Sodium Lauroyl Sarcosinate, Melaleuca Alternifolia (Tea Tree) Leaf Oil, Bambusa Arundinacea Stem Powder, Phyllostachis Bambusoides Juice, Zinc Citrate, Aloe Barbadensis Leaf Juice, Calcium Ascorbate (Vitamin C), Equisetum Arvense Leaf Extract (Horsetail), Sodium Bicarbonate, Sea Salt, Phytic Acid, Stevia Rebaudiana Leaf/Stem Powder

Klaim: Membersihkan noda untuk senyum lebih cerah; Mengurangi penumpukan plak; Menyegarkan nafas.

Pertama kali pakai Desert Essence, sejujurnya aku merasa kepedesan ? Belum pernah nemu sih, pasta gigi yang rasa mint-nya bisa sekuat ini. Tapi, setelah pemakaian kedua dan seterusnya jadi terbiasa kok. Bahkan, rasanya ada yang kurang kalau belum sikat gigi pakai Desert Essence.

Pasta gigi ini berwujud krim putih. Baunya, ya seperti pasta gigi mint pada umumnya, segar sekali. Hal yang membedakan produk satu ini dengan yang lain mungkin adalah busanya.

Meski tergolong natural, pasta gigi ini masih memiliki busa yang cukup banyak. Barangkali ini karena kandungan Glycerin yang menempati urutan kedua di daftar komposisi. Namun, beda dari pasta gigi pada umumnya, busa Desert Essence mudah terurai. Seketika kamu membuang busa di air, ia akan terpecah menjadi busa-busa sangat tipis dan menghilang. Air yang ada pun tetap bening.

Ini jelas berbeda dengan pasta gigi konvensional pada umumnya. Busa yang ditinggalkan biasanya saling menempel dan sulit diurai. Air yang ikut membawanya ke saluran pembuangan pun biasanya ikut keruh.

Dari sekian banyak kelebihannya, aku justru kecewa dengan kemasannya. Tube dari pasta gigi ini masih menggunakan plastik yang cukup tebal. Pastinya, bagian inilah yang sulit diurai ataupun digunakan kembali.

Untuk klaim produk, hal yang paling terasa adalah mengurangi penumpukan plak dan menyegarkan nafas. Kedua hal ini terasa banget bahkan di pemakaian pertama.

Produk ini cocok untuk:

Siapapun yang menyukai sensasi segar di mulut, perokok, peminum kopi dan teh.

Produk ini kurang cocok untuk:

Orang dengan kondisi gigi dan mulut yang sensitif.

2. Sensatia Botanicals ─ Cinna Mint Natural Toothpaste

Ingredients: Calcium Carbonate, Water (Aqua), Vegetable Glycerin, Sodium Lauroyl Sarcosinate, Calcium Glycerophosphate, Terminalia Ferdinandiana Fruit Extract, Xanthomonas Campestris (Xanthan) Gum, Citrus Nobilis (Mandarin Orange) Peel Oil, Montmorillonite (Red Clay), *Limonene, Gaultheria Procumbens (Wintergreen) Leaf Oil, Mentha Arvensis (Peppermint) Leaf Oil, Maris Sal (Sea Salt), Citrus Limon (Lemon) Fruit Extract, Glycyrrhiza Glabra (Licorice) Extract, Melaleuca Alternifolia (Tea Tree) Leaf Oil, Cinnamomum Cassia (Cinnamon) Oil, *Cinnamal, *Linalool. *Occurs naturally in essential oils.

Klaim: Membersihkan gigi dan merawat gusi; Membantu menjadikan gigi lebih kuat dan bebas lubang; Melawan bakteri; Melindungi gigi sensitif dari rasa ngilu.

Impresi pertama dari Cinna Mint Natural Toothpaste keluaran Sensatia Botanicals ini adalah wanginya! Wangi cinnamon atau kayu manisnya tercium lembut dan menenangkan. Rasanya kaya menghirup bau Cinnamon Roll yang habis keluar dari oven. Sama sekali nggak kerasa artifisial.

Impresi kedua datang dari krim pastanya. Warnanya merah muda cenderung ke oranye. Tekstur krimnya juga sangat ringan. Jelas tekstur macam ini sulit ditemukan di pasta gigi konvensional yang ada di pasaran.

Pengalaman menyikat gigi dengan varian pasta gigi Sensatia Botanicals ini juga amat berbeda. Kamu takkan menemukan banyak busa memenuhi rongga mulutmu. Hanya ada busa tipis, lalu sisanya adalah (maaf) air liurmu sendiri.

Percayalah, pengalaman pertama memakai ini membuatmu sedikit shock. Bisa jadi kamu terpikir kalau pasta gigi ini gagal membersihkan mulut dan gigi secara sempurna.

Tapi tenang! Sebelum buru-buru menghibahkannya ke orang lain, kamu bisa mencoba menyikat gigimu dengan pasta gigi sepanjang bulu sikat selama dua menit. Atau kalau versiku, coba sikat gigi dua kali. Niscaya, gigi dan mulutmu akan terasa bersih. Pun, tak usah khawatir dengan kemungkinan limbah pasta gigi mencemari air.

Poin terakhir yang kusuka adalah kemasan pasta gigi ini! Ya ampun lucu banget kaya cat air! Kemasan odol ini terbuat dari tube berbahan alumunium. Jadi, cukup bisa didaur ulang ya. Satu-satunya elemen plastik dalam pasta gigi ini ada di tutup kemasannya. Yah, dibandingkan yang lain, sudah cukup signifikan lah pengurangan plastiknya.

Untuk klaim, yang paling terasa di aku adalah membersihkan gigi dan merawat gusi; melawan bakteri; dan melindungi gigi sensitif dari rasa ngilu.

Produk ini cocok untuk:

Orang dengan kondisi gigi dan mulut yang sensitif. Orang yang tak menyukai bau menyengat.

Produk ini kurang cocok untuk:

Perokok aktif. Peminum reguler kopi dan teh.

3. Do-It-Yourself

Ingredients: Coconut oil and baking powder

Kamu nggak salah baca kok. Kamu memang bisa bikin pasta gigimu sendiri. Cukup campurkan minyak kelapa dan baking powder sampai memiliki tekstur seperti pasta.

Bagian tricky-nya adalah menjaga campuran itu tetap bertekstur pasta. Jika ditaruh suhu ruangan, apalagi di cuaca Indonesia, bisa dipastikan pasta gigi DIY-mu akan mencair. Akan tetapi, jika ditaruh di kulkas, kemungkinan besar pasta gigimu berubah menjadi es batu.

Solusinya, coba keluarkan pasta gigimu dari kulkas selama 30-60 menit sebelum digunakan. Dengan begitu, kamu bisa menemukan tekstur yang pas ketika memakainya.

Oh ya, belajar dari kesalahanku, selalu gunakan refined coconut oil atau minyak kelapa yang sudah diproses. Minyak jenis ini biasanya cenderung bening dan tidak berbau menyengat.

Dulu, ketika kucoba membuat pasta gigi sendiri, aku memakai minyak kelapa yang belum diproses. Ini membuat campuran pasta gigimu berbau sedikit menyengat. Ketika sedang sindrom datang bulan, aduh rasanya pusing banget cium baunya.

Satu lagi, ketika memakai pasta gigi berbahan utama minyak kelapa, rajin-rajinlah membersihkan lidah. Entah dengan sikat atau alat pembersih lidah yang dijual di pasaran. Meski kedua bahan utama dari odol DIY ini merupakan anti-bakteri, kandungan minyak juga bisa menyebabkan bau mulut.

Produk ini cocok untuk:

Orang yang ingin membuat pasta giginya sendiri. Tak terburu-buru dan menikmati ritual sikat gigi.

Produk ini kurang cocok untuk:

Orang yang menginginkan segala sesuatu yang cepat dan efisien.

Baca juga: Pengalaman Cobain Halodoc Buat Konsultasi Ketombe

Lho, Segitu Aja Rekomendasinya?

Ehehe. Iya nih. Segitu dulu aja ya.

Soalnya kan, buat habisin satu kemasan pasta gigi butuh waktu agak lama. Kalau kamu pakai untuk sendiri, satu kemasan baru bisa habis dalam waktu 3-4 bulan. Bahkan, bisa juga lebih.

Walaupun bisa berkali-kali lipat lebih mahal daripada pasta gigi biasanya, pasta gigi ramah lingkungan cukup worth it kok. Kalau harganya dibagi berapa kali jumlah pakai, kamu akan merasa sebetulnya harga pasta gigi eco-friendly nggak terlalu mahal. Apalagi kalau kamu lihat dampaknya ke lingkungan.

Oke. Jadi segini dulu ya. Kamu punya saran merek pasta gigi ramah lingkungan yang perlu kuulas selanjutnya? Atau kamu punya pertanyaan soal pasta gigi yang sudah dibahas di atas? Jangan sungkan buat tinggalkan komentar di bawah ini ya~ See you di artikel berikutnya~

Sumber:

Hilda Samuelsson. Is Toothpaste an Environmental Hazard? University Gothenburg. https://www.bioenv.gu.se/digitalAssets/1480/1480510_hilma-samuelsson.pdf

Lucy Siegle. Can I have white teeth and be eco friendly? https://www.theguardian.com/environment/2007/may/13/ethicalliving.lifeandhealth

Michael Bloch. The environmental impact of toothpaste. https://www.greenlivingtips.com/articles/toxic-toothpaste.html

3 replies on “3 Rekomendasi Pasta Gigi Ramah Lingkungan”

Boleh kok, Mbak Gita. Cuma kalo boleh kasih saran, coba cari warnanya yang tidak terlalu pekat. Terus, baunya juga jangan yang terlalu kuat. Soalnya bisa bikin mual dan pusing kalau Mbak sensitif sama bau.
Kalau sikat zero waste sepenuhnya sebenernya nggak ada Mbak. Sikat gigi yang gagangnya kayu itu sebenernya ga bisa dibilang zero waste banget. Kan bulu sikatnya masih dibuat dari nilon/plastik yang nggak bisa diurai. Tapi sikat gigi kayu masih oke sih dibanding yang plastik biasanya. Kalau memang mau pake yang kayu, pas dibuang, bulu sikatnya dicabutin aja Mbak. Biar recycle-nya gampang entar. Semoga membantu yaak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version